Sunday, April 9, 2017

Sedikit Itu Lebih Baik: Meringkas Kurikulum yang Terlalu Padat

Pendekatan yang biasanya dilakukan dalam pembelajaran sains di sekolah adalah pendekatan dengan kosakata dan keterangan yang berat dalam sains aktual yang terus berlanjut hingga sekolah menengah. Sains menjadi latihan dalam menghafal istilah-istilah teknis yang didapat dalam buku teks, yang mungkin mencakup lusinan topik. Padahal, metode ini gagal untuk menghasilkan literasi sains.
Banyak ahli mendeskripsikan bahwa kurikulum sains memiliki topik yang banyak tetapi inti sari yang kurang. Oleh karena itu, mereka merekomendasikan “diet” kurikulum sains sebagai solusi untuk membantu mengeluarkan suatu bangsa dalam keterpurukan prestasi sains.
Sedikit itu memang lebih baik. Sebenarnya guru telah melakukan sendiri pengurangan kurikulum dengan mengurangi topik dalam buku teks mereka, tetapi dengan pendekatan yang sembrono. Oleh karena itu ahli merekomendasikan sekolah untuk menciptakan lebih banyak waktu untuk studi yang mendalam tentang pengurangan jumlah topik yang diajarkan, peringkasan infomasi atau sub topik yang tidak perlu, penekanan hanya pada kosa kata teknis dan menghilangkan pengulangan kata.

Esensi dalam Diet Kurikulum Sains
Langkah pertama adalah melihat bagaimana siswa mempelajari sains. Hasilnya adalah tidak ada konsistensi antara apa yang seharusnya siswa ketahui dan lakukan dalam sains dengan apa yang diajarkan guru di dalam kelas. Beberapa topik sering kali diajarkan dua kali, sedangkan yang lainnya tidak sama sekali. Mengulangi topik tanpa mengembangkan pemahaman yang lebih luas merupakan ciri khas suatu kurikulum yang padat. Sebaliknya, kurikulum seharusnya meninjau kembali dan mengembangkan topik yang telah dipelajari pada tingkatan kelas sebelumnya.
Langkah berikutnya adalah meninjau poin penting dalam sebuah kurikulum dengan merancang garis besar suatu proses untuk memangkas topik, sub topik dan kosa kata. Sebaiknya langkah ini dilakukan secara bertahap dan guru dilibatkan dalam pengambilan keputusan, sehingga proses perubahan dapat dikelola dengan baik. Berikut ini adalah langkah-langkahnya:
1.    Membuat daftar topik dalam kurikulum saat ini atau buku teks.
2.    Membandingkan daftar tersebut dengan tolak ukur tujuan pembelajaran.
3.    Membuat daftar kedua tentang topik-topik yang mungkin untuk dieliminasi karena tidak berhubungan dengan tujuan pembelajaran.
4.    Meminta guru sains untuk menentukan sebuah topik pada satu waktu dan menyisakan waktu tambahan untuk topik tersebut.
5.    Mengevaluasi dampak dari perubahan tersebut.
6.    Kemudian mengulangi kelima langkah tersebut dengan melibatkan lebih banyak topik.

Diet yang Seimbang untuk Pembaharuan
Meringkas kurikulum sains dan menyelaraskannya kepada standar nasional dan daerah adalah bagian dari proses pembaharuan. Bagian lainnya adalah memilih tipe materi kurikuler yang benar. Kemudian baru memungkinkan kita untuk meringkasnya hingga setengah dari kurikulum sains dan membiarkan kita menggunakan kurikulum dengan materi yang lebih sedikit.
Untuk menghasilkan sebuah kurikulum yang berkualitas adalah dengan mengurangi isi. Tetapi tetap melibatkan siswa dalam sains dan dunia nyata serta memberikan waktu untuk siswa untuk mengkomunikasikan pemikiran dan pemahaman mereka.
Sebagai contoh di kelas biologi, pada cara berpikir lama, guru memberikan percobaan kromatografi dan siswa telah menghafalkan definisi dari fotosintesis. Hal ini kemungkinan dapat membuat siswa keliru dengan mempercayai bahwa tumbuhan medapatkan makanannya dari tanah. Sedangkan cara baru akan membiarkan siswa untuk mendiskusikan pemahaman dan membandingkan pemikiran mereka dengan apa yang mereka pelajari di dalam laboratorium. Sehingga siswa akan mampu menjelaskan pengertian fotosintesis dengan kata-kata mereka sendiri, mendemonstrasikan pemahaman mereka terhadap konsep, bukan hanya istilah teknis.
Proses baru memang membutuhkan waktu, tetapi memiliki kesempatan yang lebih baik untuk menghasilkan penguasaan terhadap topik. Penekanan pada kosakata teknis memang merupakan kunci kesuksesan dalam diet kurikulum sains.

Berkomitmen pada Diet
Hanya untuk berpikir secara menyeluruh tentang apa yang harus ditinggalkan dan dibuang dalam kurikulum, membutuhkan waktu hingga dua atau tiga tahun. Proses tersebut harus mencakup program pengembangan substansial profesional, dan mungkin juga melibatkan kemitraan dengan organisasi luar serta upaya pendidikan masyarakat. Dengan mengikutsertakan masyarakat memberikan kesempatan pada administrator dan guru untuk membagi penelitian dengan mereka.
Penting untuk diingat bahwa standar dan tolak ukur nasional dimaksudkan untuk mendeskripsikan inti yang sebenarnya tentang apa yang siswa harus ketahui tentang sains. Tentu saja, beberapa siswa sekolah menengah siap untuk mencerna topik sains yang lebih canggih dalam mata pelajaran sains tingkat tinggi.
Seperti diet yang lain, meringkas kurikulum juga dapat menimbulkan rasa sakit, karena guru akan meninggalkan beberapa topik dan aktifitas favorit mereka. Tetapi hasilnya akan senilai dengan usaha yang dilakukan.

No comments:

Post a Comment

Featured Post

Belajar Menerima Teori Flat-Earth sebagai Kebenaran Baru

Belum lama ini saya mendapatkan kiriman dari seorang teman dunia maya mengenai flat-earth. Ah, untuk yang satu itu kok sulit bagi saya untuk...