Pendekatan
yang biasanya dilakukan dalam pembelajaran sains di sekolah adalah pendekatan
dengan kosakata dan keterangan yang berat dalam sains aktual yang terus
berlanjut hingga sekolah menengah. Sains menjadi latihan dalam menghafal
istilah-istilah teknis yang didapat dalam buku teks, yang mungkin mencakup
lusinan topik. Padahal, metode ini gagal untuk menghasilkan literasi sains.
Banyak
ahli mendeskripsikan bahwa kurikulum sains memiliki topik yang banyak tetapi
inti sari yang kurang. Oleh karena itu, mereka merekomendasikan “diet”
kurikulum sains sebagai solusi untuk membantu mengeluarkan suatu bangsa dalam
keterpurukan prestasi sains.
Sedikit
itu memang lebih baik. Sebenarnya guru telah melakukan sendiri pengurangan
kurikulum dengan mengurangi topik dalam buku teks mereka, tetapi dengan
pendekatan yang sembrono. Oleh karena itu ahli merekomendasikan sekolah untuk
menciptakan lebih banyak waktu untuk studi yang mendalam tentang pengurangan
jumlah topik yang diajarkan, peringkasan infomasi atau sub topik yang tidak
perlu, penekanan hanya pada kosa kata teknis dan menghilangkan pengulangan
kata.
Esensi dalam Diet Kurikulum Sains
Langkah
pertama adalah melihat bagaimana siswa mempelajari sains. Hasilnya adalah tidak
ada konsistensi antara apa yang seharusnya siswa ketahui dan lakukan dalam
sains dengan apa yang diajarkan guru di dalam kelas. Beberapa topik sering kali
diajarkan dua kali, sedangkan yang lainnya tidak sama sekali. Mengulangi topik
tanpa mengembangkan pemahaman yang lebih luas merupakan ciri khas suatu
kurikulum yang padat. Sebaliknya, kurikulum seharusnya meninjau kembali dan
mengembangkan topik yang telah dipelajari pada tingkatan kelas sebelumnya.
Langkah
berikutnya adalah meninjau poin penting dalam sebuah kurikulum dengan merancang
garis besar suatu proses untuk memangkas topik, sub topik dan kosa kata. Sebaiknya
langkah ini dilakukan secara bertahap dan guru dilibatkan dalam pengambilan
keputusan, sehingga proses perubahan dapat dikelola dengan baik. Berikut ini
adalah langkah-langkahnya:
1. Membuat
daftar topik dalam kurikulum saat ini atau buku teks.
2. Membandingkan
daftar tersebut dengan tolak ukur tujuan pembelajaran.
3. Membuat
daftar kedua tentang topik-topik yang mungkin untuk dieliminasi karena tidak
berhubungan dengan tujuan pembelajaran.
4. Meminta
guru sains untuk menentukan sebuah topik pada satu waktu dan menyisakan waktu
tambahan untuk topik tersebut.
5. Mengevaluasi
dampak dari perubahan tersebut.
6. Kemudian
mengulangi kelima langkah tersebut dengan melibatkan lebih banyak topik.
Diet yang Seimbang untuk Pembaharuan
Meringkas
kurikulum sains dan menyelaraskannya kepada standar nasional dan daerah adalah
bagian dari proses pembaharuan. Bagian lainnya adalah memilih tipe materi
kurikuler yang benar. Kemudian baru memungkinkan kita untuk meringkasnya hingga
setengah dari kurikulum sains dan membiarkan kita menggunakan kurikulum dengan
materi yang lebih sedikit.
Untuk
menghasilkan sebuah kurikulum yang berkualitas adalah dengan mengurangi isi.
Tetapi tetap melibatkan siswa dalam sains dan dunia nyata serta memberikan
waktu untuk siswa untuk mengkomunikasikan pemikiran dan pemahaman mereka.
Sebagai
contoh di kelas biologi, pada cara berpikir lama, guru memberikan percobaan
kromatografi dan siswa telah menghafalkan definisi dari fotosintesis. Hal ini
kemungkinan dapat membuat siswa keliru dengan mempercayai bahwa tumbuhan
medapatkan makanannya dari tanah. Sedangkan cara baru akan membiarkan siswa
untuk mendiskusikan pemahaman dan membandingkan pemikiran mereka dengan apa
yang mereka pelajari di dalam laboratorium. Sehingga siswa akan mampu
menjelaskan pengertian fotosintesis dengan kata-kata mereka sendiri,
mendemonstrasikan pemahaman mereka terhadap konsep, bukan hanya istilah teknis.
Proses
baru memang membutuhkan waktu, tetapi memiliki kesempatan yang lebih baik untuk
menghasilkan penguasaan terhadap topik. Penekanan pada kosakata teknis memang
merupakan kunci kesuksesan dalam diet kurikulum sains.
Berkomitmen pada Diet
Hanya
untuk berpikir secara menyeluruh tentang apa yang harus ditinggalkan dan
dibuang dalam kurikulum, membutuhkan waktu hingga dua atau tiga tahun. Proses tersebut
harus mencakup program pengembangan substansial profesional, dan mungkin juga
melibatkan kemitraan dengan organisasi luar serta upaya pendidikan masyarakat. Dengan
mengikutsertakan masyarakat memberikan kesempatan pada administrator dan guru untuk
membagi penelitian dengan mereka.
Penting
untuk diingat bahwa standar dan tolak ukur nasional dimaksudkan untuk
mendeskripsikan inti yang sebenarnya tentang apa yang siswa harus ketahui
tentang sains. Tentu saja, beberapa siswa sekolah menengah siap untuk mencerna
topik sains yang lebih canggih dalam mata pelajaran sains tingkat tinggi.
Seperti diet yang lain,
meringkas kurikulum juga dapat menimbulkan rasa sakit, karena guru akan meninggalkan
beberapa topik dan aktifitas favorit mereka. Tetapi hasilnya akan senilai
dengan usaha yang dilakukan.
No comments:
Post a Comment