Wednesday, April 5, 2017

(Battle of Art) Lampu Lava Beneran vs Lampu Lava Modal Ceban

Lampu lava yang sebenarnya menggunakan lilin yang berwarna yang dimasukkan ke dalam sebuah tabung kaca yang juga diberi cairan transparan. Di bagian bawah gelas diletakkan lampu yang panasnya akan membuat lilin mencair dan karenanya densitas akan berkurang yang menyebabkan lilin naik ke permukaan, kemudian ketika lilin mendingin, ia akan jatuh kembali ke dasar gelas. Proses bolak-balik itulah yang menciptakan efek artistik pada lampu lava.
Efek yang sama dapat diciptakan dengan menggunakan air, minyak dan Adem Sari (atau sejenisnya). Adem Sari jika dicampurkan ke dalam air, maka akan menghasilkan gas karbondioksida. Ini akan menciptakan banyak gelembung dan gelembung-gelembung itulah yang akan membawa air melewati permukaan minyak. Ketika gas karbondioksida terlepas ke udara, air kembali ke dasar karena densitasnya lebih besar dibandingkan minyak. Efek yang ditimbulkan tergantung dengan banyaknya Adem Sari yang dicampurkan. Satu bungkus hanya bertahan kira-kira dua menit saja. Supaya lebih dramatik matikan lampu dan sinari gelas dengan senter.

Demikianlah keduanya memang memiliki efek yang sama tetapi dengan prinsip yang berbeda dan nilai artistik yang jauh berbeda. Jangan tanya perbandingan harganya, kalau dikasih tahu kamu pasti bilang "Wajar".

No comments:

Post a Comment

Featured Post

Belajar Menerima Teori Flat-Earth sebagai Kebenaran Baru

Belum lama ini saya mendapatkan kiriman dari seorang teman dunia maya mengenai flat-earth. Ah, untuk yang satu itu kok sulit bagi saya untuk...