Sunday, May 3, 2015

Fisika itu Apa Sih? Mengapa Saya Harus Tahu?



Kata “Fisika” berasal dari bahasa Yunani, yaitu φυσικός (fysikós) yang berarti "alamiah", dan φύσις (fýsis) yang berarti "alam". Dalam bukunya yang bertajuk Conceptual Physics, Paul G Hewitt menjelaskan bahwa fisika itu adalah sains dasar (basic science). Fisika adalah segala sesuatu tentang sifat dan gejala-gejala benda-benda di alam yang mencakup gerak (motion), gaya (forces), energi (energy), materi (matter), panas (Heat), bunyi (sound), cahaya (light) dan atom-atom. Fisika mempelajari semua gejala atau fenomena tersebut dan semua interaksi yang menyertainya dengan maksud untuk dapat menjelaskan mengapa gejala alam tersebut dapat terjadi dan bagaimana proses terjadinya. Sedangkan kimia adalah tentang bagaimana materi itu bersama-sama, bagaimana atom dikombinasikan membentuk molekul dan bagaimana molekul membentuk banyak jenis materi di sekitar kita. Dan biologi adalah tentang materi-materi yang hidup. Ketiganya bersama-sama saling melengkapi dan membentuk pengertian apa itu sains.

Sejarah Fisika
Gejala-gejala alam yang dipelajari dalam fisika pada mulanya adalah apa yang dialami oleh indera kita, misalnya penglihatan menemukan optika atau cahaya, pendengaran menemukan pelajaran tentang bunyi, dan indra peraba yang dapat merasakan panas.
Menurut sejarah, sejak zaman purbakala, orang telah mencoba untuk mengerti sifat dari benda: mengapa objek yang tidak ditopang jatuh ke tanah, mengapa material yang berbeda memiliki properti yang berbeda, dan seterusnya. Lainnya adalah sifat dari jagad raya, seperti bentuk Bumi dan sifat dari objek celestial seperti Matahari dan Bulan.
Jauh sebelum rakyat Yunani mengagumi Fisika, orang-orang dari Mesir terlebih dahulu melakukan kajian Fisika yang mendalam hingga bisa melahirkan ilmu-ilmu praktis tentang bidang miring untuk melakukan perpindahan benda dengan keuntungan mekanis yang besar lewat pembuatan Piramida. Di sini para ahli-ahli Fisika Firaun menerapkan teori-teori tentang gaya, energi, dan perpindahan dengan sangat brilian. Beberapa teori diusulkan dan banyak yang salah. Teori tersebut banyak tergantung dari istilah filosofi, dan tidak pernah dipastikan oleh eksperimen sistematik seperti yang populer sekarang ini. Ada pengecualian dan anakronisme: contohnya, pemikir Yunani Archimedes menurunkan banyak deskripsi kuantitatif yang benar dari mekanik dan hidrostatik.
Pada awal abad 17Galileo membuka penggunaan eksperimen untuk memastikan kebenaran teori fisika, yang merupakan kunci dari metode sains. Galileo memformulasikan dan berhasil mengetes beberapa hasil daridinamika mekanik, terutama Hukum Inert.
Pada 1687Isaac Newton menerbitkan Philosophiæ Naturalis Principia Mathematica ("prinsip matematika dari filsafat alam", dikenal sebagai Principia), memberikan penjelasan yang jelas dan teori fisika yang sukses. Hukum gerak Newton, yang merupakan sumber mekanika klasik; dan Hukum Gravitasi Newton, yang menjelaskan gaya dasar gravitasi. Kedua teori ini cocok dalam eksperimen. Principia juga memuat beberapa teori dinamika fluida.
Mekanika klasik dikembangkan besar-besaran oleh Joseph-Louis de Lagrange,William Rowan Hamilton, dan lainnya, yang menciptakan formula, prinsip, dan hasil baru. Hukum Gravitasi memulai bidang astrofisika, yang menggambarkan fenomena astronomi menggunakan teori fisika. Dari sejak abad 18 dan seterusnya, termodinamika dikembangkan oleh Robert BoyleThomas Young, dan banyak lainnya. Pada 1733Daniel Bernoulli menggunakan argumen statistika dalam mekanika klasik untuk menurunkan hasil termodinamika, memulai bidang mekanika statistik. Pada 1798Benjamin Thompson mempertunjukkan konversi kerja mekanika ke dalam panas, dan pada 1847 James Joule menyatakan hukum konservasi energi, dalam bentuk panas juga dalam energi mekanika.
Sifat listrik dan magnetisme dipelajari olehMichael FaradayGeorge Simon Ohm, dan lainnya. Pada 1855James Clerk Maxwellmenyatukan kedua fenomena menjadi satu teori elektromagnetisme, dijelaskan olehpersamaan Maxwell. Perkiraan dari teori ini adalah cahaya adalah gelombang elektromagnetik.

Produk Fisika
 Ilmu fisika dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai fenomena-fenomena yang menarik. Mengapa bumi dapat mengelilingi matahari? Bagaimana udara dapat menahan pesawat terbang yang berat? Mengapa langit tampak berwarna biru? Bagaimana siaran/tayangan TV dapat menjangkau tempat-tempat yang jauh? Mengapa sifat-sifat listrik sangat diperlukan dalam sistem komunikasi dan industri? Bagaimana peluru kendali dapat diarahkan ke sasaran yang letaknya sangat jauh, bahkan antar benua? Dan akhirnya, bagaimana pesawat dapat mendarat di bulan?

Produk fisika adalah berupa teori, konsep, hukum, prinsip, postulat, asumsi yang dijelaskan sebagai berikut.
  1. Teori dibangun dari beberapa konsep yang memiliki sifat keumuman yang tinggi, dimana teori merupakan sebuah pengetahuan ilmiah yang menjelaskan mengenai faktor tertentu dari disiplin keilmuan, yang bersifat utuh, konsisten, universal, dan keberadaannya tidak absolut (pragmatis) artinya tidak selamanya benar. Teori juga bisa berupa hal yang abstrak uraian deskriptif, kumpulan konsep, serta dapat berupa set aturan yang berisi penjabaran empiris, penjelasan hubungan antar variabel yang menyusun dan model atau interpretasi dari sesuatu yang abstrak dalam kehidupan.
  2. Konsep merupakan unsur pengetahuan yang dapat digunakan untuk menggambarkan secara abstrak suatu fenomena sosial maupun alam. Konsep tersebut dapat dinyatakan dalam lambang, kata – kata atau symbol.
  3. Hukum merupakan unsur pengetahuan yang memiliki arti sebuah pernyataan yang menjelaskan hubungan dua variabel atau lebih dalam sebab akibat.
  4. Prinsip merupakan pernyataan yang bersifat umum dan benar untuk sekelompok gejala tertentu yang dapat menjelaskan kejadian yang terjadi.
  5. Postulat merupakan asumsi dasar yang kebenarannya dapat kita terima tanpa ada sebuah pembuktian
  6. Asumsi merupakan pernyataan yang kebenarannya secara empiris dapat diuji.

Fisika (Sains) dan Teknologi
Fisika khususnya (secara umum sains) sangat mendukung perkembangan teknologi dewasa ini. Antara sains dan teknologi meskipun berkaitan erat, tetapi memiliki perbedaan. Sains adalah tentang menemukan bukti dan hubungan-hubungan fenomena-fenomena yang dapat diamati di alam dan membangun teori-teori yang dapat menjelaskan fenomena tersebut. Sedangkan teknologi adalah tentang alat, teknik, dan langkah-langkah yang menggunakan penemuan-penemuan sains untuk dapat digunakan.
Perbedaan lainnya yaitu, sains mengenyampingkan faktor manusia. Ilmuwan yang sedang meneliti tidak diusik dengan rasa suka atau tidak sukanya orang-orang sekitar terhadap penemuannya dan apa yang disebut sebagai kebenaran. Apa yang ditemukan oleh ilmuwan mungkin akan mengejutkan banyak orang. Meskipun demikian, orang-orang punya pilihan untuk menolak mempercayainya. Sedangkan teknologi, sekali dikembangkan, orang-orang tidak punya pilihan untuk menolak atau merasakan dampaknya. Jadi, teknologi sangat dipengaruhi oleh faktor manusia, yaitu apakah teknologi yang sedang dikembangkan aman atau tidak, apakah bermanfaat atau tidak.

Sains, Agama, dan Seni
           Beberapa orang sering mengait-kaitkan antara sains dan agama, juga sains dan seni. Yang perlu ditekankan adalah bahwa meskipun ketiganya dapat saling melengkapi, tetapi memiliki domain ilmu yang berbeda. Sains, seperti yang telah dijelaskan di atas adalah menemukan dan merekam fenomena-fenomena alam serta menjelaskan interaksi-interaksi yang menyertainya, sedangkan seni berkaitan dengan nilai-nilai interaksi manusia dan fenomena-fenomena alam yang dirasakan oleh indera dan agama adalah tentang sumber, tujuan dan makna fenomena-fenomena alam tersebut.

Referensi:
Hewitt, Paul J. Conceptual Physics Seventh Edition. San Fransisco: HarperCollinsCollegePublishers

No comments:

Post a Comment

Featured Post

Belajar Menerima Teori Flat-Earth sebagai Kebenaran Baru

Belum lama ini saya mendapatkan kiriman dari seorang teman dunia maya mengenai flat-earth. Ah, untuk yang satu itu kok sulit bagi saya untuk...